1. Definisi
Ischialgia atau sciatica secara umum
diartikan sebagai nyeri menjalar ke bawah sepanjang perjalanan saraf
ischiadiskus. (Cailliet,
1981).
Rasa nyeri
sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang
berat. Kadang nyeri menjalar dari pantat sampai ke bawah
tungkai dan kaki. Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-pegal pada pantat
dan tungkai. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota
badan bawah / tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai
bawah tersebut.
2. Etiologi
Di tahun
1928, Yeoman menyebutkan bahwa 36%
kasus ischialgia ditransmisikan melalui musculus
piriformis.
Terjadinya
ischialgia disebabkan saraf ischiadikus yang mengalami tekanan oleh otot
piriformis bisa akibat trauma pada otot piriformis, hipertropi otot piriformis,
inflamasi kronik, bursitis tendon piriformis, dll, sehingga perjalanan impuls
pada saraf ischiadikus serta daerah-daerah yang dipersarafinya terganggu.
Menurut
Sidharta (1984), penyebab ischialgia dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a)
Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer
Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer adalah adanya peradangan pada
saraf ischiadikus. Ischialgia ini sering
berhubungan dengan diabetes melitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan
dan nyeri pada persendian. Ischialgia ini dapat disembuhkan
dengan menggunakan NSAID (Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs). Gejala
utama Neuritis Ischiadikus primer adalah adanya nyeri yang
dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi panggul,
tepatnya pada Foramen Infrapiriforme atau Incisura
Ischiatika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan
lanjutannya pada n. Peroneus Communis dan n. Tibialis. Neuritis
Ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan
nyeri punggung bawah kronik. Neuritis Ischiadikus dapat
diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikus, m.
Tibialis anterior dan m. Peroneus Longus.
b)
Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis dan radikulopati
Ischialgia ini dapat terjadi karena Nucleus Pulposus yang jebol ke
dalam Kanalis Vertebralis akibat Hernia
Nucleus Pulposus (HNP, osteofit atau peradangan
(rematoid spondilitis angkilopoetika, herpes zoster,
tuberkulosa) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.
Pada kasus ini
pasien akan merasakan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosacral menjalar
menurut perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n.
Peroneus Communis dan n. Tibialis. Makin ke distal nyeri
akan berkurang, ini disebabkan karena radiks saraf yang
terangsang sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang. Ischialgia ini
dikenal sebagai Ischialgia Disgonik.
Data-data yang
dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia Radikulopati antara
lain: (1) Nyeri punggung (Low Back Pain), (2) Adanya peningkatan tekanan
di dalam ruang arachnoidal, seperti: batuk, bersin dan
mengejan, (3) Faktor trauma, (4) Lordosis Lumbosacral yang
berkurang, (5) Adanya keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS) lumbosacral, (6)
Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes Laseque selalu
positif, (8) Tes Nffiger hampir selalu positif.
c)
Ischialgia sebagai perwujudan dari entrapment neuritis
Ischialgia ini terjadi karena n. Ischiadikus terperangkap oleh proses
patologis yang terjadi di berbagai jaringan yang dilewatinya. Jaringan tersebut
antara lain: (1) Pleksus Lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh
sel-sel sarcoma eproperitonial, karsinoma uteri dan ovari,
(2) Garis persendian sakroiliaka dimana bagian-bagian
dari pleksus lumbosakralis sedang membentuk n.
Ischiadikus mengalami peradangan (sakrolitis), (3) Bursitis di
sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis pada bursa
m. Piriformis, (5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber
ischii.
Tempat dari
proses patologi primer dari ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan
langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina
ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes
patrick dan kontra patrick. Cara pelaksanaan dari tes patrick adalah pasien
tidur terlentang dengan knee fleksi dan tumit diletakkan di atas lutut tungkai
yang satunya. Kemudian lutut yang fleksi tadi ditekan ke bawah. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk merangsang nyeri pada sendi panggul. Sedangkan tes kontra
patrick kebalikan dari tes patrick, caranya knee fleksi dengan arah gerakan
endorotasi dan adduksi, kemudian knee didorong ke medial. Tes ini untuk
membuktikan adanya kelainan pada sendi sakroilliaka.
3. Patologi
Maggs (2010)
berpendapat bahwa salah satu penyebab sindroma piriformis adalah cedera. Otot
piriformis sangat rentan untuk terjadi cedera berulang akibat gerakan
(repetitive motion injury / RMI). RMI terjadi apabila otot bekerja diluar
kemampuannya, atau tidak diberi cukup waktu untuk fase recovery, akibatnya,
otot menjadi memendek (Maggs, 2010).
Spasme yang
terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula
menekan nervus ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot
piriformis memendek, maka n.ischiadicus terjebak. Akibatnya
aliran / suplai darah ke . ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi terjadi
akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut ( Cluett, 2004). Penekanan pada serabut N. Ischiadicus ini akan memberikan
perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari daerah otot
piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu
tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang
dilewati seperti m.Gluteus, m. Triscep Surae, m. Hamstring dan
otot-otot para vertebra lumbosakra.
Ischialgia oleh karena adanya penekanan saraf Ischiadicus menyebabkan
nyeri seperti “sakit gigi” (berdenyut ) seperti bisul mau pecah dan linu. Nyeri
hebat dirasakan bertolak dari daerah pantat dan menjalar menurut
perjalanan nervus Ischiadicus dan lalu pada nerves
peroneus atau nervus tibialis.
4. Tanda dan Gejala Klinis
a)
Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai
suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila
seeorang merasakannya (Tamsuri, 2007)
Menurut International
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Nyeri
merupakan keluhan utama yang dirasakan pada penderita ischialgia.
Pada kasus ischialgia akibat spasme otot piriformis, nyeri berasal dari daerah
pantat dan menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan
selanjutnya pada n. tibialis dan n. peroneus communis.
Adanya nyeri
tersebut membuat pasien enggan menggerakkan badannya sehingga lama-kelamaan
akan menimbulkan keterbatasan gerak dan kelemahan otot.
b)
Spasme Otot
Spasme otot sudah pasti
terjadi pada daerah m. piriformis. Karena pada kasus ini
penyebabnya adalah spasme m. piriformis. Namun akibatnya juga bisa
menimbulkan spasme pada otot lain. Spasme biasanya mengenai m. erector
spine dan pada m. quadratus lumborum. Sering terdapat
ketidakseimbangan tonus otot antara m. abductor hip dan juga
antar adductor hip. Pada m.
hamstring juga kadang lebih tegang dari yang lain.
c)
Gangguan
Aktifitas
Pada kasus ischialgia ini
gangguan aktifitas terjadi karena pada tungkai yang sakit mengalami penurunan
kekuatan otot akibat nyeri sehingga kaki yang sehat menjadi tumpuannya.
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat di timbulkan pada penderita ischialgia antara
lain:
a) Kekakuan sendi terjadi akibat tungkai dan kaki jarang digerakkan dalam
waktu yang lama sehingga terjadi perlengketan jaringan dan kemampuan mobilitas
sendi menurun.
b) Atropi otot terjadi karena ada rasa nyeri sehingga otot tidak
dikontraksikan. Hal ini akan mempercepat proses atropi.
c) Kontraktur otot terjadi akibat tungkai dan kaki jarang digerakkan dalam
waktu yang lam asehingga terjadi perlengketan jaringan.
d) Deformitas dapat terjadi di vertebra (lordosis, skoliosis), tungkai bahkan
kaki yang disebabkan kebiasaan yang salah sebagai protaksi
mengurangi nyeri.
6. Diagnosa Banding
a)
Sindroma
Stenosis Spinalis
Merupakan Ischialgia kedua
sisi yang diakibatkan oleh penyempitan kanalis, sebab tulang lamina dan
periostenum menebal dan mengeras, ini akibat lanjutan dari spondilosis,
rasa tidak nyaman pada kedua tungkai yang menjalar sepanjang bagian tulang
belakang paha dan berkelanjutan ke bagian samping luar bawah, kalau berjalan
dalam waktu yang lama.
b)
Sindroma
Meralgia Parestetika
Merupakan parastesia yang
dirasakan pada bagian anterolateral paha. Trauma, peninggian pelvis sesisi karena
pemendekan salah satu tungkai, duduk sila terlampau lama, obesitas, kehamilan,
penggunaan korset yang ketat atau tali pinggang yang terlalu lebar merupakan
factor etiologic yang bersifat mekanik dari munculnya sindroma meralgia
parastetika ini.
c)
Sindroma
Neuritis Obturatorius
Merupakan nyeri yang terasa
berpangkal pada daerah medial inguinal dan menjalar
sepanjang medioventral dari paha. Jika hernia yang menjadi
penyebabnya, maka rasa nyeri itu dapat diprovokasi oleh bersin atau batuk.
d)
Klaudikasio
Intermitten
Merupakan nyeri yang menjalar
pada tungkai satu sisi. Kedua sisi yang timbul sewaktu berjalan kurang lebih 100 m. Bila dipakai untuk berjalan rasa sakit/nyeri
itu timbul dan rasa itu hilang sewaktu dipakai untuk
istirahat, hal ini dsebabkan gangguan peredaran darah pada tungkai.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka
Kuntono, Heru Purbo.
2009. Nyeri Neuropatik pada Kondisi Neuromuskuloskeletal : Seminar
dan Pelatihan Nasional Nyeri Muskuloskeletal.
Mardiman, Sri. 2001. Modulasi Nyeri dan Mekanisme
Penguran Nyeri dengan Modalitas Fisioterapi. Makalah
disajikan dalam Pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi Komprehensif pada Nyeri,
RSOP Surakarta 7-10 Maret.
Mardjono, Mahar dan Priguna
Sidharta. 1988. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Sidharta, Priguna. 1984. Sakit
Neuromuskuloskeletal dalam Praktek Umum. Jakarta:PT. Dian Rakyat.
Tamsuri, A. 2007. Konsep
dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Wibowo, R.S. 2010.
Sindroma Piriformis / Piriformis Syndrome. (Online). http://one4share.blogspot.com/