Senin, 25 Maret 2013

Ischialgia Akibat Spasme Otot Piriformis

1.      Definisi
Ischialgia atau sciatica secara umum diartikan sebagai nyeri menjalar ke bawah sepanjang perjalanan saraf ischiadiskus. (Cailliet, 1981).
Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat. Kadang nyeri menjalar dari pantat sampai ke bawah tungkai dan kaki. Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-pegal pada pantat dan tungkaiJika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah / tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.

2.      Etiologi
Di tahun 1928, Yeoman  menyebutkan  bahwa  36% kasus  ischialgia  ditransmisikan melalui musculus piriformis.
Terjadinya ischialgia disebabkan saraf ischiadikus yang mengalami tekanan oleh otot piriformis bisa akibat trauma pada otot piriformis, hipertropi otot piriformis, inflamasi kronik, bursitis tendon piriformis, dll, sehingga perjalanan impuls pada saraf ischiadikus serta daerah-daerah yang dipersarafinya terganggu.
Menurut Sidharta (1984), penyebab ischialgia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a)   Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer
Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer adalah adanya peradangan pada saraf ischiadikusIschialgia ini sering berhubungan dengan diabetes melitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian. Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs). Gejala utama Neuritis Ischiadikus primer adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada Foramen Infrapiriforme atau Incisura Ischiatika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. Peroneus Communis dan n. TibialisNeuritis Ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik. Neuritis Ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikusm. Tibialis anterior dan m. Peroneus Longus.

b)   Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis dan radikulopati 
Ischialgia ini dapat terjadi karena Nucleus Pulposus yang jebol ke dalam Kanalis Vertebralis akibat  Hernia Nucleus Pulposus (HNP, osteofit atau peradangan (rematoid spondilitis angkilopoetikaherpes zoster, tuberkulosa) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.
Pada kasus ini pasien akan merasakan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosacral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. Peroneus Communis dan n. Tibialis. Makin ke distal nyeri akan berkurang, ini disebabkan karena radiks saraf yang terangsang sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang. Ischialgia ini dikenal sebagai Ischialgia Disgonik.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia Radikulopati antara lain: (1) Nyeri punggung (Low Back Pain), (2) Adanya peningkatan tekanan di dalam ruang arachnoidal, seperti: batuk, bersin dan mengejan, (3) Faktor  trauma, (4) Lordosis Lumbosacral yang berkurang, (5) Adanya keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS) lumbosacral, (6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes Laseque selalu positif, (8) Tes Nffiger hampir selalu positif.

c)    Ischialgia sebagai perwujudan dari entrapment neuritis
Ischialgia ini terjadi karena n. Ischiadikus terperangkap oleh proses patologis yang terjadi di berbagai jaringan yang dilewatinya. Jaringan tersebut antara lain: (1) Pleksus Lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma eproperitonialkarsinoma uteri dan ovari, (2) Garis persendian sakroiliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami peradangan (sakrolitis), (3) Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis pada bursa m. Piriformis, (5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii.
Tempat dari proses patologi primer dari ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes patrick dan kontra patrick. Cara pelaksanaan dari tes patrick adalah pasien tidur terlentang dengan knee fleksi dan tumit diletakkan di atas lutut tungkai yang satunya. Kemudian lutut yang fleksi tadi ditekan ke bawah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk merangsang nyeri pada sendi panggul. Sedangkan tes kontra patrick kebalikan dari tes patrick, caranya knee fleksi dengan arah gerakan endorotasi dan adduksi, kemudian knee didorong ke medial. Tes ini untuk membuktikan adanya kelainan pada sendi sakroilliaka.


3.      Patologi
Maggs (2010) berpendapat bahwa salah satu penyebab sindroma piriformis adalah cedera. Otot piriformis sangat rentan untuk terjadi cedera berulang akibat gerakan (repetitive motion injury / RMI). RMI terjadi apabila otot bekerja diluar kemampuannya, atau tidak diberi cukup waktu untuk fase recovery, akibatnya, otot menjadi memendek (Maggs, 2010). 
Spasme yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula menekan nervus ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis memendek, maka n.ischiadicus terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke . ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi terjadi akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut ( Cluett, 2004). Penekanan pada serabut N. Ischiadicus ini akan memberikan perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari daerah otot piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang dilewati seperti m.Gluteus, m. Triscep Surae, m. Hamstring dan otot-otot para vertebra lumbosakra.
Ischialgia oleh karena adanya penekanan saraf Ischiadicus menyebabkan nyeri seperti “sakit gigi” (berdenyut ) seperti bisul mau pecah dan linu. Nyeri hebat dirasakan bertolak dari daerah pantat dan menjalar menurut perjalanan nervus Ischiadicus dan lalu pada nerves peroneus atau nervus tibialis.

4.      Tanda dan Gejala Klinis
a)   Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seeorang merasakannya (Tamsuri, 2007)
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri merupakan keluhan utama yang dirasakan pada penderita ischialgia. Pada kasus ischialgia akibat spasme otot piriformis, nyeri berasal dari daerah pantat dan menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan selanjutnya pada n. tibialis dan n. peroneus communis.
Adanya nyeri tersebut membuat pasien enggan menggerakkan badannya sehingga lama-kelamaan akan menimbulkan keterbatasan gerak dan kelemahan otot.

b)   Spasme Otot
Spasme otot sudah pasti terjadi pada daerah m. piriformis. Karena pada kasus ini penyebabnya adalah spasme m. piriformis. Namun akibatnya juga bisa menimbulkan spasme pada otot lain. Spasme biasanya mengenai m. erector spine dan pada m. quadratus lumborum. Sering terdapat ketidakseimbangan tonus otot antara m. abductor hip dan juga antar adductor hip. Pada m. hamstring juga kadang lebih tegang dari yang lain.

c)    Gangguan Aktifitas
Pada kasus ischialgia ini gangguan aktifitas terjadi karena pada tungkai yang sakit mengalami penurunan kekuatan otot akibat nyeri sehingga kaki yang sehat menjadi tumpuannya.

5.      Komplikasi
Komplikasi yang dapat di timbulkan pada penderita ischialgia antara lain:
a)   Kekakuan sendi terjadi akibat tungkai dan kaki jarang digerakkan dalam waktu yang lama sehingga terjadi perlengketan jaringan dan kemampuan mobilitas sendi menurun.
b)   Atropi otot terjadi karena ada rasa nyeri sehingga otot tidak dikontraksikan. Hal ini akan mempercepat proses atropi.
c)    Kontraktur otot terjadi akibat tungkai dan kaki jarang digerakkan dalam waktu yang lam asehingga terjadi perlengketan jaringan.
d)   Deformitas dapat terjadi di vertebra (lordosis, skoliosis), tungkai bahkan kaki yang disebabkan  kebiasaan yang salah sebagai protaksi mengurangi nyeri.

6.      Diagnosa Banding
a)   Sindroma Stenosis Spinalis
Merupakan Ischialgia kedua sisi yang diakibatkan oleh penyempitan kanalis, sebab tulang lamina dan periostenum menebal dan mengeras, ini akibat lanjutan dari spondilosis, rasa tidak nyaman pada kedua tungkai yang menjalar sepanjang bagian tulang belakang paha dan berkelanjutan ke bagian samping luar bawah, kalau berjalan dalam waktu yang lama.

b)   Sindroma Meralgia Parestetika
Merupakan parastesia yang dirasakan pada bagian anterolateral paha. Trauma, peninggian pelvis sesisi karena pemendekan salah satu tungkai, duduk sila terlampau lama, obesitas, kehamilan, penggunaan korset yang ketat atau tali pinggang yang terlalu lebar merupakan factor etiologic yang bersifat mekanik dari munculnya sindroma meralgia parastetika ini.

c)    Sindroma Neuritis Obturatorius
Merupakan nyeri yang terasa berpangkal pada daerah medial inguinal dan menjalar sepanjang medioventral dari paha. Jika hernia yang menjadi penyebabnya, maka rasa nyeri itu dapat diprovokasi oleh bersin atau batuk.

d)   Klaudikasio Intermitten
Merupakan nyeri yang menjalar pada tungkai satu sisi. Kedua sisi yang timbul sewaktu berjalan kurang lebih 100 m. Bila dipakai untuk berjalan rasa sakit/nyeri itu timbul dan rasa itu hilang sewaktu dipakai untuk istirahat, hal ini dsebabkan gangguan peredaran darah pada tungkai.

-----------------------------------------------------------
--------------------------------------
Daftar Pustaka

Kuntono, Heru Purbo. 2009. Nyeri Neuropatik pada Kondisi Neuromuskuloskeletal : Seminar dan Pelatihan Nasional Nyeri Muskuloskeletal.

Mardiman, Sri. 2001. Modulasi Nyeri dan Mekanisme Penguran Nyeri dengan Modalitas Fisioterapi. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi Komprehensif pada Nyeri, RSOP Surakarta 7-10 Maret.

Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. 1988. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Sidharta, Priguna. 1984. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek Umum. Jakarta:PT. Dian Rakyat.

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Wibowo, R.S. 2010. Sindroma Piriformis / Piriformis Syndrome. (Online). http://one4share.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar